Saya sangat bingung dan terheran-heran ketika saya membuka akun facebook saya tiba-tiba ada teman kampus saya mempublish mengenai studi banding yang dilakukan oleh anggota DPR komisi VII. Memang awalnya sama sekali tidak ada yang aneh dan mencengangkan semua yang hadir pada acara yang diselenggarakan di gedung Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Australia. Bahkan semua berjalan lancar dan para hadirin yang sebagian warga Indonesia pun sagnat antusias dalam melontarkan pertanyaan demi pertanyaan. Pada kesempatan itu salah satu anggota komisi juga mencoba memaparkan beberapa bidang kerja komisi VIII yang berkonsentrasi di bidang :
1.Keagamaan (mencakup di dalamnya : agama, pendidikan agama, masalah ahmadiyah, pluralisme, dan terorisme).
2.Penanggulangan bencana.
3.Pemberdayaan perempuan dan perlingdungan anak.
4.Kementrian sosial (mencakup : masalah sosial, lansia, kemiskinan, orang cacat dan anak jalanan).
Adapun alasan komisi VIII berkunjung ke Austrlia adalah dalam rangka belajar untuk menanggulangi kemiskinan, yang diantaranya menyusun konsep rancangan untuk :
1.RUU Fakir Miskin.
2.RUU Kebebasan Dan Perlindungan Agama.
3.RUU ZIS (Zakat Infaq Shadaqah)- pengurangan pajak terhadap donasi/sumbangan.
4.RUU Jaminan Produk Halal.
5.RUU Keadilan Dan Kesetaraan Gender.
6.RUU Pendidikan Yang Dikelola Masyarakat Swasta.
Lalu sesi pertanyaan pun berlangsung dan siatuasi sempat memanas karena perdebatan dalam acara itu. Bahkan ada beberapa anggota komisi yang telah pergi terlebih dahulu meninggalkan ruangan karena mungkin sudah tidak tahan dengan kondisi yang sudah mulai gaduh.
Dah akhirnya hal yang sangat mencengangkan pun terjadi, dimana ketika salah satu anggota komisi berniat untuk mengakhiri sesi pertanyaan dan memberikan pernyataan bahwa teman-teman yang hadri pada saat itu dapat memberikan pertanyaan lebih lanjut melalui emailnya. Namun yang sangat mengherankan adalah ketika salah seorang penanya menanyakan alamat email dari anggota komisi VIII, namun semua angggota komisis VIII sempat terdiam dan bingung untuk memberikan alamat email yang pasti. Ternyata komisi VIII tidak memiliki alamat email yang pasti, bahkan alamat email yang sempat disebutkan oleh salah seorang anggota komisi setelah di cek alamat tersebut ternyata ridak ada alias tidak terdaftar. Sungguh sangat mengherankan anggota dewan teteapi tidak memiliki alamat email sendiri, bagaimana bisa menampung aspirasi dari masyarakat jika dari hal kecil seperti ini saja tidak ada kejelasan.
Sontak hal ini sungguh membuat saya sedikit tertawa, bahkan saya sempat berkata : “ masa kalah sama anak SD, mereka aja udah pada bisa bikin email yahoo sendiri,, haduhhh haduhh.. “. Ternyata memang benar, mengenai judul Film yang pernah saya tonton, Alangkah Lucunya Negeri Ini.. Hmmmm.....
sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011/05/04/1721573/inilah-studi-banding-dpr-di-australia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar