Senin, 27 Desember 2010

Pengobatan Untuk Penderita Cacar

Pemakaian dalam :
Resep 1 :
30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa + 15 gram jahe, dicuci dan dipotong-potong, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari.

Resep 2 :
2 buah mengkudu matang dicuci dan dijus, atau diparut dan diambil airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Resep 3:
1 sendok teh jintan hitam dihaluskan bersama sebuah labu siam, 5 gram pinang, 3 lembar daun sirih, 1 siung bawang merah, 5 gram bangle, dan sebatang serai. Setelah itu, dicampur air masak dan disaring. Airnya diminum sehari tiga kali sebanyak tiga sendok makan.


Pemakaian luar :
Resep 1 :
Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing-masing secukupnya ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena cacar air.

Resep 2 :
Daun asam dan kunyit masing-masing secukupnya dicuci dan dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar air.
Catatan : untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel atau panci kaca.
Semoga bermanfaat.
Selengkapnya »»  

Timnas Dipolitisasi

Mungkin saat ini msyarakat Indonesia sedang mengelu-elukan berkat kebangkitan perspakbolaaan nasional, berkat beberapa kemenangan timnas dalam laga kualifikasi dan semifinal Piala AFF. Uforia masyarakat pun erus memuncak, timnaas yang dulu sering mendapat cibiran dan ejekan seolah berbah manjadi di elu-elukan dan dibangga-banggakan. Memang timnas kita yangsekarang ini bisa dikatan memiliki perbedaan, dengan komposisi wajah-wajah baru, hanya beberapa saja wajah lama seperti bambang pamungkas, firman utina, muhammad ridwan, markus horison, hamkan hamzah, dan maman abdurahman, selebihnya adalah para pemain-pemain muda yang potensial. Selain itu kehadiran pemain naturalisasi juga menjadi salah satu perhatian masyarakat, mereka adalah irfan bachdim dan christian gonzales. Jehadiran mereka berdua seolah menyuntikkan moral dan menambah gairah pemain timnas yang lain sehingga timnas mampu bermain apik untuk beberapa saat ini.

Namun itu semua agak sedikit tercoreng berkat beberpa ulah politisi yang memanfaatkan kebangkitan timnas untuk sekedar mencari sensasi dan mencari keuntungan semata. Seperti beberapa saat lalau, ketika timnas berkunjung ke kediaman salah satu anggota dewan. Lalu kemudian kunjungan timnas ke pesantren yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Hal-hal tersebut seolah hanya sekedar untuk mencari perhatian dari masyarakat, dan mementingkan oknum-oknum dalam PSSI. Sebenarnya yang dibutuhkan bagi para pemain tinas adalah istirahat dan fokus pada pertandingan, tidak untuk berjalan-jalan dan berkunjung ke beberapa tempat hanya untuk memenuhi kepentingan PSSI yang sangat tidak diperlukan. Alhasil pada pertadingan leg-1 pada partai final Malaysia vs Indonesia, yang berlangsung di stadion Bukit Jalil, Malaysia, Indonesia harus terpaksa menyerah 3-0. Hal ini justru sangat merugikan bagi tim garuda kita. Karena di leg ke-2 nanti mau tidak mau timnas kita harus dapat menang 3-0 atau lebih untuk memastikan juara. Hal ini benar-benar tidak lah mudah meskipun timnas nanti bermain dikandang sendiri, karena sudah dipastikan malaysia pun akan bermain minimal bertahan untuk menahan agregat kemenangan mereka. Namun sepak bola tetaplah sepak bola, masih ada kemungkinan bagi timnas untuk bisa memenangkan pertandingan. Yang dibutuhkan sekarang hanyalah semangat dan junjung tinggi sportifitas.
Selengkapnya »»  

Kekecewaan masyarakat terhadap kinerja PSSI

Momen kebangkitan timnas indonesia seolah sangat berbanding terbalik dengan kondisi dari PSSI sendiri. Hal kecil yang tercermin adalah saat para masyarakat mengantri untuk mendapatkan tiket laga final di stadion GBK. Sudah dari pagi bahkan sampai ada yang menginap di GBK hanya untuk mendapatkan selembar tiket, tetapi kinerja panitia dari PSSI seolah sangat tidak memuaskan para calon pembeli tiket. Hal ini sontak menimbulkan kemarahan dan kekecewaan masyarakat. Jadwal yang seharusnya loket dibuka pagi, ternyata baru dibuka pada saat siang hari, begitu juga dalam pembelian tiket, para calon pembeli diharuskan terlebih dahulu untuk meminta kartu nomor urut, sebelum mendapatkan tiket. Bukan hanya pada saat pebelian tiket yang terjadi perebutan, pembagian kartu nomor urut pun jadi rebutan pula, bahkan kinerja panitia sangat terlihat tidak efisien dan terorganisir, semua nampak semrawut dan terkesan amatiran.

Yang lebih mengecawakan lagi adalah banyk korban berjatuhan pada saat terjadi pengantrian tiket, beberapa calon pembeli dikabarkan pingsan dan tak sadarkan diri. Bahkan ada satu orang yang meninggal karena berdesak-desakkan. Hal ini tidak seharusnya terjadi. Disaat masyarakat tengah antusia untuk mendukung timnas kebanggaan mereka namun kinerja pintia dari PSSI sangat berbanding terbalik. Ini merupakan sebagian keil dari PR PSSI, diharapkan jangan hanya mementingkan keuntungan material semata dan hanya mencari sensasi serta perhatian masyarakat dengan mengajak timnas untuk berkunjung ke tempat-tempat yang seharusnya tidak perlu untk dikunjungi, terlebih lagi timnas saat ini tengah menjalani final piala AFF.
Selengkapnya »»